Jumat, 16 Maret 2012

KEUTAMAAN SURAT AL IKHLAS di Ustadz Ngeblog Lubuklinggau

Hadits-Hadits nan Menerangkan Keutamaan Surat Al Ikhlash

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ {1} اللَّهُ الصَّمَدُ {2} لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ {3} وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ {4}‏
Katakanlah: Dialah Allah, nan Maha Esa. (1)
Allah adalah Tuhan nan bergantung kepadaNya segala sesuatu. (2)
Dia tiada beranak & tiada pula diperanakkan, (3)
dan tak ada seorang pun nan setara dgn Dia (4).

Sebagaimana sudah dijelaskan pada tafsir terdahulu

KEUTAMAAN SURAT AL IKHLASH SECARA UMUM

1. Hadits A'isyah Radhiyallahu 'anha, beliau berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ بَعَثَ رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ فِي صَلاَتِهِ، فَيَخْتِمُ بِـ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، فَلَمَّا رَجَعُوا، ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ، فَقَالَ: ((سَلُوْهُ، لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟))، فَسَأَلُوْهُ، فَقَالَ: لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ: ((أَخْبِرُوْهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ)).
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seseorang kepada sekelompok pasukan, & ketika orang itu mengimami nan lainnya di dlm shalatnya, ia membaca, & mengakhiri (bacaannya) dgn قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, maka tatkala mereka kembali pulang, mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau pun bersabda: “Tanyalah ia, mengapa ia berbuat demikian?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia pun menjawab: “Karena surat ini (mengandung) sifat ar Rahman, & aku mencintai utk membaca surat ini,” lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Beritahu dia, sesungguhnya Allah pun mencintainya”. (*1)

2. Hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
كَانَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ، وَكَانَ كُلَّمَا اِفْتَتَحَ سُوْرَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِي الصَّلاَةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ، اِفْتَتَحَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، حَتَّى يَفْرَغَ مِنْهَا. ثُمَّ يَقْرَأُ سُوْرَةً أُخْرَى مَعَهَا، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ. فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ، فَقَالُوا: إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ، ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى، فَإِمَّا تَقْرَأُ بِهَا، وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى. فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ، وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ. وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ، وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ. فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ n أَخْبَرُوْهُ الخَبَرَ، فَقَالَ: ((يَا فُلاَنُ، مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ؟ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُوْمِ هَذِهِ السُّوْرَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ؟)) فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ: ((حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَـنَّةَ)).
“Seseorang (sahabat) dari al Anshar mengimami (shalat) mereka (para shahabat lainnya) di Masjid Quba. Setiap ia membuka bacaan (di dlm shalatnya), ia membaca sebuah surat dari surat-surat (lainnya) nan ia (selalu) membacanya. Ia membuka bacaan surat di dlm shalatnya dgn قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ, sampai ia selesai membacanya, kemudian ia lanjutkan dgn membaca surat lainnya bersamanya. Ia pun melakukan hal demikan itu di setiap raka'at (shalat)nya. (Akhirnya) para sahabat lainnya berbicara kepadanya, mereka berkata: “Sesungguhnya engkau membuka bacaanmu dgn surat ini, kemudian engkau tak menganggap hal itu telah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat lainnya. Maka, (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), atau engkau tak membacanya & engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya”. Ia berkata: “Aku tak akan meninggalkannya. Jika kalian suka utk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun, jika kalian tak suka, aku tinggalkan kalian,” & mereka telah menganggapnya orang nan paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tak suka jika nan mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya. Sehingga tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu), lalu ia (Nabi) bersabda: “Wahai fulan, apa nan menghalangimu utk melakukan sesuatu nan telah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula nan membuatmu selalu membaca surat ini di setiap raka'at (shalat)?” Dia menjawab,”Sesungguhnya aku mencintai surat ini,” lalu Rasulullah n bersabda: “Cintamu kepadanya memasukkanmu ke dlm surga”. (*2)

HADITS nan MENJELASKAN SURAT AL IKHLASH SEBANDING DENGAN SEPERTIGA AL QUR`AN

1. Hadits Abu Sa'id al Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: ((وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ.
“Sesungguhnya seseorang mendengar orang lain membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ dgn mengulang-ulangnya, maka tatkala pagi harinya, ia mendatangi Rasulullah n & menceritakan hal itu kepadanya, & seolah-olah orang itu menganggap remeh surat itu, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Demi Dzat nan jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya surat itu sebanding dgn sepertiga al Qur`an”. (*3)
2. Hadits Abu Sa'id al Khudri Radhiyallahu 'anhu pula, ia berkata:
قَالَ النَّبِيُّ لأَصْحَابِهِ: ((أَيُـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ ثُلُثَ القُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ))، فَـشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ، وَقَالُوا: أَيُّـنَا يُطِيْقُ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ: ((اللهُ الوَاحِدُ الصَّمَدُ، ثُلُثُ القُرْآنِ)).
“Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya: “Apakah seseorang dari kalian tak mampu membaca sepertiga al Qur`an dlm 1 malam (saja)?” Hal itu membuat mereka keberatan, (sehingga) mereka pun berkata: “Siapa di antara kami nan mampu melalukan hal itu, wahai Rasulullah?” Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Allahul Wahidush Shamad (surat al Ikhlash, Red), (adalah) sepertiga al Qur`an”. (*4)

3. Hadits Abu ad Darda` Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
عَنِ النَّبِيِّ قَالَ: ((أَيَـعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِي لَيْلَةٍ ثُلُثَ القُرْآنِ؟))، قَالُوْا: وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ القُرْآنِ؟ قَالَ: ((قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ)).
“Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bersabda: “Apakah seseorang dari kalian tak mampu membaca dlm 1 malam (saja) sepertiga al Qur`an?” Mereka pun berkata: “Dan siapa (di antara kami) nan mampu membaca sepertiga al Qur`an (dalam 1 malam, Red)?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ sebanding dgn sepertiga al Qur`an. “(*5)

4. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: ((اِحْشِدُوْا فَإِنِّي سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ))، فَحَشَدَ مَنْ حَشَدَ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ فَقَرَأَ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، ثُمَّ دَخَلَ، فَقَالَ بَعْضُنَا لِبَعْضٍ: إِنِّي أَرَى هَذَا خَبَرٌ جَاءَهُ مِنَ السَّمَاءِ، فَذَاكَ الَّذِي أَدْخَلَهُ، ثُمَّ خَرَجَ نَبِيُّ اللهِ فَقَالَ: ((إِنِّي قُلْتُ لَكُمْ سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلُثَ القُرْآنِ، أَلاَ إِنَّهَا تَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ)).
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Berkumpullah kalian, karena sesungguhnya aku akan membacakan kepada kalian sepertiga al Qur`an,” maka berkumpullah orang nan berkumpul, kemudian Nabiyullah Shallallahu 'alaihi wa asllam keluar & membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (surat al Ikhlash, Red), kemudian beliau masuk (kembali). Maka sebagian dari kami berkata kepada sebagian nan lain: “Sesungguhnya aku menganggap hal ini kabar (yang datang) dari langit, maka itulah pula nan membuat beliau masuk (kembali),” lalu Nabiyullah Shallallahu 'alaihi wa sallam keluar & bersabda: “Sesungguhnya aku telah berkata kepada kalian akan membacakan sepertiga al Qur`an. Ketahuilah, sesungguhnya surat itu sebanding dgn sepertiga al Qur`an”. (*6)

Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya nan semakna dgn hadits-hadits nan telah disebutkan di atas, seperti hadits Abu Ayyub al Anshari Radhiyallahu 'anhu(*7), Abu Mas'ud al Anshari Radhiyallahu 'anhu (*8), & lain-lain. (*9)

MEMBACA SURAT AL IKHLASH DAPAT MENJADI PENYEBAB MASUK SURGA

1. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
أَقْبَلْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ، فَسَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: ((وَجَبَتْ))، قُلْتُ: وَمَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: ((الجَـنَّةُ)).
“Aku datang bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mendengar seseorang membaca:
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ
Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Telah wajib,” aku bertanya: “Apa nan wajib?” Beliau bersabda, “(Telah wajib baginya) surga. “(*10)

SURAT AL IKHLASH -DENGAN IZIN ALLAH MELINDUNGI ORANG nan MEMBACANYA, JIKA DIBACA BERSAMA SURAT AL FALAQ DAN AN NAAS

1. Hadits Uqbah bin ‘Amir al Juhani Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
بَيْنَا أَنَا أَقُوْدُ بِرَسُوْلِ اللهِ رَاحِلَتَهُ فِي غَزْوَةٍ، إِذْ قَالَ: ((يَا عُقْبَةُ، قُلْ))، فَاسْتَمَعْتُ، ثُمَّ قَالَ: ((يَا عُقْبَةُ، قُلْ))، فَاسْتَمَعْتُ، فَقَالَهَا الثَّالِثَةَ، فَقُلْتُ: مَا أَقُوْلُ؟ فَقَالَ: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ فَقَرَأَ السُّوْرَةَ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَرَأَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ، وَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَرَأَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، فَقَرَأْتُ مَعَهُ حَتَّى خَتَمَهَا، ثُمَّ قَالَ: ((مَا تَعَوَّذَ بِمِثْلِهِنَّ أَحَدٌ)).
“Tatkala aku menuntun kendaraan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dlm sebuah peperangan, tiba-tiba beliau berkata: “Wahai Uqbah, katakana,” aku pun mendengarkan, kemudian beliau berkata (lagi): “Wahai Uqbah, katakana,” aku pun mendengarkan. Dan beliau mengatakannya sampai 3 kali, lalu aku bertanya: “Apa nan aku katakan?” Beliau pun bersabda: “Katakan قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ”, lalu beliau membacanya sampai selesai. Kemudian beliau membaca قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّالفَلَقِ, aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau membaca قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ, aku pun membacanya bersamanya hingga selesai. Kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun nan berlindung (dari segala keburukan) seperti orang orang nan berlindung dengannya (tiga surat) tersebut”. (*11)

KEUTAMAAN SURAT AL IKHLASH, JIKA DIBACA BERSAMA SURAT AL FALAQ DAN AN NAAS KETIKA SESEORANG HENDAK TIDUR

1. Hadits A'isyah Radhiyallahu 'anha, beliau berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيْهِمَا، فَقَرَأَ فِيْهِمَا قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ، وَ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الـنَّاسِ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.
Sesungguhnya apabila Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ingin merebahkan tubuhnya (tidur) di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan ke 2 telapak tangannya, kemudian beliau sedikit meludah padanya sambil membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” & “Qul A'udzu bi Rabbin Naas” & “Qul A'udzu bi Rabbil Falaq,” kemudian (setelah itu) beliau mengusapkan ke 2 telapak tangannya ke seluruh tubuhnya nan dapat beliau jangkau. Beliau memulainya dari kepalanya, wajahnya, & bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak 3 kali. (*12)

ORANG nan BERDOA DENGAN MAKNA SURAT AL IKHLASH INI, IA AKAN DIAMPUNI DOSA-DOSANYA DENGAN IZIN ALLAH

1. Hadits Mihjan bin al Adru' Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ دَخَلَ المَسْجِدَ، إِذَا رَجُلٌ قَدْ قَضَى صَلاَتَهُ وَهُوَ يَتَشَهَّدُ، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ يَا اَللهُ بِأَنَّكَ الوَاحِدُ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوْبِي، إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: ((قَدْ غُفِرَ لَهُ))، ثَلاَثاً.
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dlm masjid, tiba-tiba (ada) seseorang nan telah selesai dari shalatnya, & ia sedang bertasyahhud, lalu ia berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta (kepadaMu) bahwa sesungguhnya Engkau (adalah) nan Maha Esa, nan bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, nan tak beranak & tak pula diperanakkan, & tak ada seorang pun nan setara denganNya, ampunilah dosa-dosaku, (karena) sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh ia telah diampuni (dosa-dosanya),” beliau mengatakannya sebanyak 3 kali. (*13)

2. Hadits Buraidah bin al Hushaib al Aslami Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ سَمِعَ رَجُلاً يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُواً أَحَدٌ، فَقَالَ: ((لَقَدْ سَأَلْتَ اللهَ بِالاِسْمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ)).
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seseorang berkata: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu, bahwa diriku bersaksi sesungguhnya Engkau (adalah) Allah nan tak ada ilah nan haq disembah kecuali Engkau nan Maha Esa, nan bergantung (kepadaMu) segala sesuatu, nan tak beranak & tak pula diperanakkan, & tak ada seorang pun nan setara denganNya,” kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dirimu telah meminta kepada Allah dgn namaNya, nan jika Ia dimintai dengannya (pasti akan) memberi, & jika Ia diseru dengannya, (pasti akan) mengabulkannya”. (*14)
Demikian sebagian hadits-hadits shahih nan menerangkan keutamaan-keutamaan surat al Ikhlash nan mulia ini. Dan masih banyak hadits-hadits lainnya nan menerangkan keutamaan-keutamaan surat ini, namun kebanyakan dha'if (lemah), atau bahkan maudhu' (palsu). Sehingga, cukuplah bagi kita ini hadits-hadits nan shahih saja tanpa hadits-hadits nan dha'if, terlebih lagi nan maudhu'.
Billahit taufiq.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
Referensi
(*1). HR al Bukhari, 6/2686 no. 6940; Muslim, 1/557 no. 813; & lain-lain.
(*2). HR al Bukhari, 1/268 no. 741; at Tirmidzi, 5/169 no. 2901; Ahmad, 3/141 no. 12455; & lain-lain.
(*3). HR al Bukhari, 4/1915 no. 4726, 6/2449 no. 6267, 6/2685 no. 6939; Abu Dawud, 2/72 no. 1461; an Nasaa-i, 2/171 no. 995; & lain-lain.
(*4). HR al Bukhari, 4/1916 no. 4727.
(*5). HR Muslim, 1/556, no. 811; Ahmad, 6/442, no. 27535; & lain-lain.
(*6). HR Muslim, 1/557, no. 812; at Tirmidzi, 5/168 no. 2900; & lain-lain.
(*7). HR at Tirmidzi, 5/167 no. 2896; an Nasaa-i, 2/171 no. 996; Ahmad, 5/418 no. 23593; & lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dlm Shahih al Jami', 2663 & Shahih at Targhib wa at Tarhib, 2/197 no. 1481.
(*8). HR Ahmad, 4/122 no. 17147; & lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dlm Shahih al Jami', 4404.
(*9). Lihat Tafsir al Qur`an al ‘Azhim, 8/520-523.
(*10). HR at Tirmidzi, 5/167 no. 2897; an Nasaa-i, 2/171 no. 994; & lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dlm Shahih at Tirmidzi, Shahih an Nasaa-i, Shahih at Targhib wa at Tarhib
(2/196 no. 1478), & kitab-kitab beliau lainnya. Lihat pula hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu pada sub judul Keutamaan Surat al Ikhlash Secara Umum.
(*11). HR an Nasaa-i, 8/251 no. 5430-5431; & lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dlm Shahih an Nasaa-i.
(*12). HR al Bukhari, 4/1916 no. 4729; Abu Dawud, 4/313 no. 5056; & lain-lain.
(*13). HR Abu Dawud, 1/259 no. 985; an Nasaa-i, 3/52 no. 1301; Ahmad, 4/338 no. 18995; & lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dlm Shahih Abi Dawud & Shahih an Nasaa-i. Lihat pula Shifat Shalat Nabi, hlm. 186.
(*14). HR Abu Dawud, 2/79 no. 1493; at Tirmidzi, 5/515 no. 3475; Ibnu Majah, 2/1267 no. 3857; Ahmad, 5/349 no. 23002, 5/350 no. 23015, 5/360 no. 23091; & lain-lain. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani di dlm Shahih Abi Dawud, Shahih at Tirmidzi, Shahih Ibnu Majah, Shahih at Targhib wa at Tarhib (2/280 no. 1640).
(*15). Lihat Tafsir al Qur`an al ‘Azhim, 8/518-527; al Jami' li Ahkam al Qur`an (20/227-232) & ad Durr al Mantsur, 8/669-682.

sumber: www.almanhaj.or.id penulis Abu Abdillah Arief B. bin Usman Rozali tags:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar