Selasa, 18 September 2012

Mengenal Tokoh Perwayangan Jawa melalui karakter tokoh wayang

Batara Guru

Bathara GuruBatara Guru (Manikmaya, Dewa Siwa) merupakan Dewa yang merajai kahyangan. Dia yang mengatur wahyu kepada para wayang, hadiah, dan ilmu-ilmu. Batara Guru mempunyai sakti (istri) Dewi Uma, dan mempunyai beberapa anak.
Berikut adalah urutan anak-anak Batara Guru, dimulai dari yang paling sulung (menurut tradisi wayang Jawa):
  1. Batara Sambu
  2. Batara Brahma
  3. Batara Indra
  4. Batara Bayu
  5. Batara Wisnu
  6. Batara Ganesha
  7. Batara Kala
  8. Hanoman
Lanjut Baca »

Batara Ganesha

GanapatiGanesa adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Lukisan dan patungnya banyak ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet dan Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putera Bhatara Guru (Siwa). Berbagai sekte dalam agama Hindu memujanya tanpa mempedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat Jaina, Buddha, dan di luar India.[1]
Lanjut Baca »

Hanoman

God HanumanHanoman (Sanskerta: Hanuman) atau Hanumat, juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.
Lanjut Baca »

Batara Kala

Tokoh Wayang Dalam ajaran agama Hindu, Kala adalah putera Dewa Siwa yang bergelar sebagai dewa penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya waktu). Dewa Kala sering disimbolkan sebagai rakshasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang Dewa. Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma. Apabila sudah waktunya seseorang meninggalkan dunia fana, maka pada saat itu pula Kala akan datang menjemputnya. Jika ada yang bersikeras ingin hidup lama dengan kemauan sendiri, maka ia akan dibinasakan oleh Kala. Maka dari itu, wajah Kala sangat menakutkan, bersifat memaksa semua orang agar tunduk pada batas usianya.
Lanjut Baca »

Batara Indra

Batara IndraDalam ajaran agama Hindu, Indra adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam.
Dewa Indra terkenal di kalangan umat Hindu dan sering disebut dalam susastra Hindu, seperti kitab-kitab Purana (mitologi) dan Itihasa (wiracarita). Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa. Indra juga disebut dewa perang, karena Beliau dikenal sebagai dewa yang menaklukkan tiga benteng musuhnya (Tripuramtaka). Ia memiliki senjata yang disebut Bajra, yang diciptakan oleh Wiswakarma, dengan bahan tulang Resi Dadici. Kendaraan Beliau adalah seekor gajah putih yang bernama Airawata. Istri Beliau Dewi Saci.
Lanjut Baca »

Batara Wisnu

Vishnu 2Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (disebut juga Sri Wisnu atau Narayana) adalah Dewa yang bergelar sebagai shtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam filsafat Hindu Waisnawa, Ia dipandang sebagai roh suci sekaligus dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan Brahman.
Lanjut Baca »

Batara Brahma

Batara BrahmaMenurut ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: Brahma) adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa Brahma sering disebut-sebut dalam kitab Upanishad dan Bhagawadgita.
Lanjut Baca »

Semar

Semar Wayang JawaKyai Lurah Semar Badranaya adalah nama tokoh panakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Tentu saja nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut yang berbahasa Sansekerta, karena tokoh ini merupakan asli ciptaan pujangga Jawa.
Lanjut Baca »

Silsilah Mahabarata

Definisi Silsilah
Menurut Kamus Basa Sunda oleh M.A. Satjadibrata, arti silsilah itu ialah rangkaian keturunan seseorang yang ada kaitannya dengan orang lain yang menjadi istrinya dan sanak keluarganya. Silsilah tersebut adalah merupakan suatu susunan keluarga dari atas ke bawah dan ke samping, dengan menyebutkan nama keluarganya.
Arti silsilah itu bersifat universal, yang artinya orang-orang di seluruh dunia mempunyai silsilah keturunannya dan pula, di seluruh benua akan dimaklumi, bahwa semua orang pasti akan mengagungkan leluhurnya. Kita sering membaca silsilah keturunan para raja yang termasuk sejarah atau silsilah para penguasa yang memerintah suatau daerah, baik yang ditulis pada prasasti maupun benda lain yang artinya bukan hanya untuk dikenal saja, tetapi untuk digaungkan oleh segenap masyarakatnya, dan dikenang akan jasa-jasanya.
Lanjut Baca »

Sang Hyang Tunggal

Tokoh Wayang Sang Hyang Tunggal adalah suami dari Dewi Wiranti putri dari Sang Hyang Rekatatama. Serta ayah dari Batara Ismaya (Semar), Batara Antaga (Togog) dan Batara Manikmaya (Guru).
Lanjut Baca »

Batara Bayu

Batara BayuBayu (Sanskerta: Vayu, baca: Bayu, disebut juga Waata atau Pawana atau Prana) dalam agama Hindu adalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa angin. Udara (Vayu) atau angin (Pavana) merupakan salah satu unsur dalam Panca Maha Bhuta, lima elemen dasar dalam ajaran agama Hindu.
Lanjut Baca »

Batara Candra

Batara CandraDalam agama Hindu, Candra adalah dewa bulan, sekaligus seorang Graha. Candra juga disamakan dengan Soma, dewa bulan dalam Weda-Weda. Kata Soma merujuk kepada minuman manis dari tanaman, sehingga Candra menjadi penguasa tanaman dan tumbuhan.
Lanjut Baca »
gandhari-gandharaIa bisa diselamatkan dari para penujum, tapi bisakah ia dibela dari nasib? Sejak Raja Subala mendengar ramalan buruk itu, ia perintahkan agar siapa saja yang hendak membaca masa depan tak diperkenankan masuk ke istana. Baginda tak akan lupa ucapan brahmana yang datang di musim semi itu—penujum terakhir yang diantar dengan bergegas ke luar balairung: ”Kelak, putri Paduka akan hidup dalam gelap, mungkin karena getir.”
Tentu saja Gandhari tak mendengar kata-kata itu.
Lanjut Baca »

Gandari

gandhari-gandharaGandari (Sansekerta: Gandhari) adalah nama seorang tokoh dalam wiracarita Hindu, Mahabharata. Dalam kisah, ia merupakan puteri Subala, Raja Gandhara (di masa sekarang disebut Kandhahar), yaitu wilayah yang meliputi Pakistan barat daya dan Afganistan timur, dan namanya diambil dari sana. Gandari menikahi Dretarastra, pangeran tertua di Kerajaan Kuru. Semenjak bersuami, Gandari sengaja menutup matanya sendiri agar tidak bisa menikmati keindahan dunia karena ingin mengikuti jejak suaminya.
Gandari melahirkan seratus putera, (secara keseluruhan dikenal sebagai Korawa), dan seorang puteri bernama Dursala yang menikahi Jayadrata. Pada saat kehamilannya, ia merasa iri dengan Kunti yang sudah memiliki anak, sedangkan ia sendiri belum dikaruniai anak.
Lanjut Baca »

Gatotkaca 2

GatotkacaGatotkaca, terkenal sebagai ksatria perkasa berotot kawat bertulang besi. Ia adalah anak Bima, ibunya bernama Dewi Arimbi. Dalam pewayangan, Gatotkaca adalah seorang raja muda di Pringgadani, yang rakyatnya hampir seluruhnya terdiri atas bangsa raksasa. Negeri ini diwarisinya dari ibunya. Sebelum itu, kakak ibunya yang bernama Arimba, menjadi raja di negeri itu. Sebagai raja muda di Pringgadani, Gatotkaca banyak dibantu oleh patihnya, Brajamusti, adik Arimbi.
Begitu lahir di dunia, Gatotkaca telah membuat huru-hara. Tali pusarnya tidak dapat diputus. Berbagai macam pisau dan senjata tak mampu memotong tali pusar itu. Akhirnya keluarga Pandawa sepakat menugasi Arjuna mencari senjata ampuh untuk keperluan itu. Sementara itu para dewa pun tahu peristiwa itu. Untuk menolongnya Batara Guru mengutus Batara Narada turun ke bumi membawa senjata pemotong tali pusar Gatotkaca. Namun Batara Narada membuat kekeliruan.
Lanjut Baca »

Gatotkaca

Gatotkaca wayang kulitGatotkaca (bahasa Sanskerta: Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan “otot kawat tulang besi”.
Lanjut Baca »

Bima

Bima-Wayang-1Bima (Sanskerta: Bhima) atau Bimasena (Sanskerta: Bhimaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se’ayah’-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
Lanjut Baca »

Yudistira

YudhisthiraYudistira alias Dharmawangsa, adalah salah satu tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan seorang raja yang memerintah kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia merupakan yang tertua di antara lima Pandawa, atau para putera Pandu.
Dalam tradisi pewayangan, Yudistira diberi gelar “Prabu” dan memiliki julukan Puntadewa, sedangkan kerajaannya disebut dengan nama Kerajaan Amarta.
Lanjut Baca »

Kusalya

Hat-of-ShintaDEWI KUSALYA/KESALYA dikenal pula dengan nama Dewi Ragu (Pedalangan Jawa) atau Dewi Sukasalya (Pustaka Raja). Ia putra Prabu Banaputra, raja negara Ayodya dengan permaisuri Dewi Barawati, putri Prabu Banawa. Dewi Kusalya berwajah sangat cantik, anggun penampilannya dan diyakini sebagai titisan Bathari Sri Widowati.
Saat berusia remaja, Dewi Kusalya menderita penyakit lumpuh yang tak tersembuhkan oleh para tabib. Prabu Banaraja akhirnya mengeluarkan sayembara, barang siapa yang dapat menyembuhkan penyakit Dewi Kusalya dialah yang akan menjadi jodohnya. Penyakit Dewi Kusalya akhirnya dapat disembuhkan oleh Resi Rawatmaja, brahmana tua dari pertapaan Puncakmolah yang memiliki Cupu Astagina beriisi air mujarab Mayamahadi pemberian Sanghyang Narada.
Lanjut Baca »

Drupadi

Drupadi-Film-IndiaSiapakah yang mendengar suara Drupadi ketika ia diseret pada rambutnya yang panjang ke balairung perjudian itu? Semua. Semua mendengar. Tapi tak ada yang menolongnya.
Yudhistira, suaminya, yang telah kalah dalam pertaruhan, membisu. Juga Arjuna. Juga Nakula dan Sadewa. Hanya Bima yang menggeratakkan gerahamnya dalam rasa marah yang tertahan, hanya Bima yang berbisik, bahwa Yudhistira telah berbuat berlebihan, karena bahkan pelacur pun tak dipertaruhkan dalam pertandingan dadu. ”Ketika kau jadikan kami, adik-adikmu, barang taruhan, aku diam, karena kau, kakak sulung, adalah tetua kami. Kami bahkan rela jadi budak ketika kau kalah. Ketika kau jadikan dirimu sendiri barang pembayaran, kami juga diam, karena kau sendirilah yang menanggungnya. Tapi apa hakmu mengorbankan Drupadi di tempat ini? Apa hakmu, Kakakku?”
Lanjut Baca »

Drupadi dan Srikandi

Drupadi-Wayang-Kulit-SoloSrikandi-Wayang-Kulit-2Pandawa dan Punakawan segera ikut membantu mempersiapkan upacara pembakaran jenasah yang akan dilakukan untuk Raden Gandamana. Tampak Dewi Drupadi dan Dewi Srikandi serta Raden Drustajumena menangisi kepergian paman mereka.
Dewi Drupadi tidak berani menatap ke Bratasena yang ternyata tinggi dan besar sekali itu. Demikian juga Srikandi selalu berpura-pura sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Dan tanpa disadari tiba-tiba begitu banyak gadis dari keputren membantu mempersiapkan upacara itu, kelihatannya semua gadis di kerajaan ini ingin melihat lebih dekat Satria muda berwajah sangat tampan itu.
Lanjut Baca »

Bambang Ekalaya

Bambang-EkalayaKetika masih remaja, Pandawa dan Korawa didik oleh seorang Brahmana yang sakti dan terkenal dengan ajian Danurwedanya yaitu Resi Drona. Seorang Brahmana mulia dan guru utama bagi putra raja Hastinapura. Resi Drona mengajarkan berbagai ilmu kepada para siswa sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Suatu ketika para siswa di ajar untuk memanah. Maka digantunglah sebuah apel dengan seutas tali di dahan pohon mangga. Satu per satu para siswa diminta untuk memanah apel tersebut. Duryudana tampil terlebih dahulu dengan gendewa di tangan dan langsung menarik busur dan membidik anak panah ke arah apel tersebut.
Lanjut Baca »