Sepuluh Alasan (SALAH) Untuk Tidak Memakai Jilbab
January 03, 2012
Arif
1. Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab
Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama,
apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan
alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah!
Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhamma dan rasullullah!
Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan
Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai
jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan
tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari
hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah
Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari
ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan
hukum dan perintahnya?
2. Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.
Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia,
Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; “Tiada
kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.”
(Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang
sangat tinggi dan terhormat.
Dalam sebuah ayat disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . .
” (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali
dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah
SWT. Allah berfirman; ” dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…(QS. Luqman : 15) Berbuat
tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT tidak
menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita tetap
harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah berfirman di ayat
yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.
Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar
Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.
3. Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.
Saudari ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau
sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan
pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan
menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah anda tidak
tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak
diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan
hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya?
Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk
melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana
mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari
hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?”
Bukankah Allah SWT telah berfirman; “maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43).
Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus
keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan
Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal
dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam
menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan
kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan
mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; “Barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya..”(QS.
AtTalaq :2-3). Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan
oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita
kenakan, warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku.
Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan
Rasul-Nya SAWW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni.
Dengarkanlah kalimat Allah; “sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara
kamu..”(QS. Al-Hujurat:13).Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan
mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang
sedikit pada benda-benda mahal yang dapat
menjerumuskanmu.
4. Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya.
Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai
jilbab. Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka
jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka
mengetahui..”(QS At-Taubah : 81)Bagaimana mungkin kamu dapat
membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam?
Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat talli besar untuk
menarikmud ari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka.
Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya
matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa
intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang
kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT
dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat;
“mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat)
minuman, selain air yang mendidih dan nanah”(QS. AN-NABA 78:24-25).
Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan dan
ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan
kenikmatan.
5. Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari
saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang
yang begitu.
Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan
logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada
akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu
karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu.
Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka tekut
tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan
seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi
dan memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang
berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau
dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan
sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah SAWW bersabda;
“Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus
menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.” Mengapa kamu saudariku,
tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat untuk menanggalkan kembali
jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir
kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah
berfirman; “maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi
orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di masa kemudian,
serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”(QS. AL BAQARAH
2:66)
Kesimpulannya, apabila kau memgang teguh petunjuk dan merasakan
manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah
SWT setelah kau melaksanakannya.
6. Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.
Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan
membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum
dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi
dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami
seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga
Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah
SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan
bahkan di akhirat nanti. Allah SWT bersabda; “dan barangsiapa berpaling
dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”(QS.
TAHA 20:124) Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari
Allah SWT kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang
ternyata menikah sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?
Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa
ketidak-tertutupanmu kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni,
asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan
yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor
dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka
jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula.
Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai
sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan
tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang
didasari oleh dosa dan kebodohan.
7. Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT :
“dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya
(dengan bersyukur)”(QS.Ad-Dhuhaa 93: 11).
Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan
rambutku yang indah? Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah
selama itu mendukung kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia
meninggalkan tafsir sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu
tidak menyenangkannya. Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa
saudari kita ini tidak mengikuti ayat : “janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang nampak daripadanya”(QS An-Nur 24: 31] dan
sabda Allah SWT:
“katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu
dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..”
(QS Al-Ahzab 33:59). Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau
telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah
dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah
terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah, yang
diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan
menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada
anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada
petunjuk dan hijab?
8. Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan
memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk
oleh-Nya.
Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia
lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang
dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat
bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah
mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan
sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan
usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya,
berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami jalan
yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah
lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan
menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar
serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia
pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.
9. Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya.
Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan
setelah saya pergi haji. Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan
menunggu di pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak.
Sayangnya,
saudariku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia
mungkin saja datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan
ketidaksiapan Allah SWT bersabda; “tiap umat mepunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34]
saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah
SWT; “berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu
dan surga yang luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21)
saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia
ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi
hak jiwamu untuk mematuhi-Nya.
Allah mengatakan tentang orang-orang yang
munafik, “dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri” (QS
Al-Hashr 59: 19) saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan
memudahkanmu. Karena Allah SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau
habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari
pembalasan nanti.Kesimpulannya, berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa
datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya
hingga esok hari.
10. Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu!
Saya benci pengelompokan!Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam.
Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah
kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan pada mereka
kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok
syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT.
Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata
disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap
akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah
nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya
teman.
KESIMPULAN
Tubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria.
Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail tubuhmu,
pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua yang
dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan. Setiap
waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin
menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada
syetan.
Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga
hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu semakin dekat kepada
kematian. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari kesenangan yang
memperdayakan”(QS Ali `Imran 3:185). Naikilah kereta untuk mengejar
ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan
secara mendalam, saudariku, apa yang terjadi hari ini sebelum esok
datang. Pikirkan tentang hal ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya
terlambat !
Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel (Diterjemahkan dari artikel berbahasa Inggris) disadur dari http://murattalkeren.blogspot.com